Saya ingin mengutip kembali postingan daripada Mas Aji Solo (sebenarnya gatau siapa, tetapi saya tertarik untuk merepostnya. Setidaknya, upaya saya ini akan membangkitkan kembali postingan-postingan lama agar hidup kembali dan fresh untuk kita baca. Disini saya beri sedikit penambahan dan penerjemahan mudah untuk dibaca dan dipahami.

Pembahasan Shalat Jum’at

1. Tiang jaler sholat jum’atan hukume wajib sesuai kalian syarat-syaratipun
2. Tiang estri angsal (mboten wajib) jum’atan

Shalat Jum’at bagi Laki-laki hukumnya wajib sesuai dengan syarat-syaratnya, sedang bagi Perempuan Boleh (Tidak Wajib) hukumnya.

diambil dari Bughyatul mustarsyidin : 79

Fadhilah Perempuan Menghadiri Shalat Jum’at Hukumnya Khilaf

1. Hanafiyah : Tiang estri sepuh lan nom langkung sahe solat dhuhur wonten griyo .(Perempuan Tua dan Muda lebih baik sholat Dhuhur di Rumah)
2. Malikiyah : Tiang estri sepuh angsal jum’atan. Tiang estri enem angsal, bilih mboten khawtir fitnah. (Perempuan Tua boleh mengerjakan Shalat Jum’at. Perempuan Muda boleh, jika tidak dikhawatirkan timbul fitnah)
3. Syafi’iyah,: Angsal, tapi makruh kagem tiang estri sepuh lan nom ngadiri jama’ah jum’atan. (Boleh, tetapi makruh bagi Perempuan Tua dan Muda menghadiri Jama’ah Shalat Jum’at)
4. Hanabilah : Makruh ngadiri juma’tan kagem tiang estri ingkang kanthi dandan ayu

2. Setunggal pedukuhan nglaksanaaken kaleh/ tiga jum’atan hukumipun khilaf

3. Mboten angsal ( harus melakukan satu jum’atan)

فان كان التعدد زائدا على الحاجة فتصح السابقات الخ اعانة الطالبين جزء 2 / 63

1. Angsal langkung setunggal jum’atan,

syaratipun setunggal masjid boten kirang saking 40 tiang jaler,miturut الشيخ اسماعيل الزين

قال الشيخ اسماعيل الزين اما مسئالة تعدد الجمعة فالظاهر جوازدلك مطلقا بشرط ان لاينقص عدد كل عن اربعين رجلا) قرة العين 83 (

Sumber :
Syiiran Kagem Romo Yai Sholeh Bahruddin – Ajichrw